Aceh Utara | Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMPPKB) terus memperkuat pendampingan keluarga sebagai bagian dari implementasi (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), sebuah program nasional untuk percepatan penurunan stunting melalui gotong royong masyarakat dalam membentuk generasi sehat dan cerdas.
Kepala DPMPPKB Aceh Utara, Fuad Mukhtar, melalui kabid Dalduk, KB dan KS, Muhammad Azhar, mengatakan bahwa seluruh intervensi kini dilakukan lebih terarah pada kelompok prioritas, terutama baduta, ibu hamil, ibu menyusui, ibu pasca persalinan, dan calon pengantin.
“Program percepatan penurunan stunting yang kami lakukan berfokus pada intervensi gizi bagi balita, ibu hamil KEK, serta balita dengan kebutuhan khusus. Selain itu, edukasi gizi keluarga, dukungan pengobatan, dan penguatan kapasitas kader terus kami lakukan bagi seluruh sasaran program,” ujar Azhar.
Berdasarkan hasil EPPGBM Mei 2025, kondisi gizi di Aceh Utara menunjukkan tren positif:
Stunting: 4,2%
Wasting: 3,6%
Underweight: 6,9%
Stunting dan wasting kini berada pada kategori masalah gizi rendah, sementara underweight berada pada tingkat menengah.
Pemantauan gizi buruk juga menunjukkan kemajuan. Jumlah kasus gizi buruk turun dari 30 anak menjadi 20 anak setelah intervensi pemberian Formula 100 oleh tenaga kesehatan.
Pendampingan keluarga dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), bidan desa, kader Posyandu, PPKBD, dan Penyuluh KB melalui kunjungan terjadwal setiap bulan:
1. Pendataan Baduta (dua kali kunjungan)
Memantau berat badan, tinggi, status gizi, dan perkembangan anak usia 0–23 bulan.
2. Pendataan Ibu Hamil (empat kali kunjungan) Edukasi ibu hamil KEK, pemantauan kehamilan, dan rujukan jika ditemukan risiko.
3. Pendampingan Calon Pengantin
Input ELSIMIL, konseling kesiapan menikah, dan edukasi pencegahan stunting.
4. Pelaporan dan Input Data
Seluruh temuan lapangan dilaporkan dan dimutakhirkan melalui ELSIMIL oleh Penyuluh KB.
Bufas Paling Diminati Ibu Mengaku Terbantu
Program pendampingan ibu pasca persalinan (Bufas) menjadi salah satu kegiatan yang paling diminati. Edukasi meliputi:
Perawatan bayi baru lahir, pentingnya ASI eksklusif, KB pasca persalinan.
Cut Bungsu Rahma, ibu muda dari Desa Rangkileh, Kecamatan Meurah Mulia, mengaku sangat terbantu.
“Saya mendapat banyak pengetahuan. Saya jadi lebih paham merawat diri dan bayi,” ujarnya.
Penguatan SDGs Melalui Pemberdayaan Perempuan Koordinator TPK menjelaskan bahwa program pendampingan tidak hanya fokus pada kesehatan, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan.
“Program ini mendukung target SDGs, terutama kesehatan ibu dan pekerjaan layak. Kader kini punya keterampilan tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tegasnya.
Ketua IPeKB Aceh Utara, Marliah, menekankan bahwa pendampingan harus menjangkau seluruh siklus kehidupan keluarga seperti:
calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas ibu menyusui, baduta, balita
“Tidak boleh ada sasaran yang terlewat. Semua temuan wajib dilaporkan dan dievaluasi secara berkala,” ujar Marliah.
Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting ( GENTING ) diproyeksikan menjadi motor utama yang memastikan seluruh balita berisiko mendapat perhatian berkelanjutan, pendampingan gizi yang memadai, serta pengasuhan yang setara antara ayah dan ibu. Dengan pendekatan yang menyentuh langsung akar persoalan di rumah tangga, Aceh Utara menargetkan penurunan stunting yang lebih cepat, terukur, dan berkelanjutan.[Adv]
