Aceh Utara | Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus mempertegas pentingnya sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting, khususnya melalui penguatan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) sebagai pendukung utama intervensi di tingkat gampong. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMPPKB) Aceh Utara, Fuad Mukhtar, menegaskan bahwa peran desa menjadi ujung tombak dalam upaya pencegahan stunting di wilayah tersebut.
Fuad menjelaskan bahwa dasar pelaksanaan program penurunan stunting telah diperkuat melalui Peraturan Bupati Aceh Utara Nomor 45 Tahun 2021 tentang Peran Gampong dalam Penurunan Stunting Terintegrasi, yang menjadi pedoman bagi gampong dalam mengalokasikan program penanganan stunting berbasis Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG).
“Dalam perbup ini, target penurunan stunting terintegrasi diutamakan pada intervensi gizi spesifik untuk keluarga pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan intervensi gizi sensitif bagi masyarakat,” ujar Fuad
GENTING: Menyambungkan Dukungan Orang Tua Asuh dengan Intervensi Gampong
Fuad menegaskan bahwa keberadaan GENTING memperkuat peran gampong dalam mengatasi stunting melalui keterlibatan orang tua asuh—baik dari unsur masyarakat, tokoh, dunia usaha, maupun lembaga sosial—yang memberikan bantuan makanan bergizi, pendampingan, dan dukungan langsung bagi keluarga berisiko.
Menurutnya, GENTING berfungsi sebagai jembatan penguat antara pemerintah gampong, kader, puskesmas, dan kelompok masyarakat dalam memastikan keluarga berisiko mendapatkan intervensi yang layak dan tepat waktu.
Intervensi gizi spesifik difokuskan kepada:
• Remaja
• Calon pengantin
• Ibu hamil dan menyusui
• Anak usia 0–4 tahun
Program ini meliputi penyediaan 90 tablet tambah darah untuk ibu hamil, konseling gizi, Bina Keluarga Balita (BKB), serta pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan balita kurus.
Sementara itu, intervensi gizi sensitif mencakup:
• Pemberian vitamin A dan imunisasi lengkap
• Suplementasi zinc bagi balita diare
• Posyandu dan pelayanan K4 minimal empat kali
• Penyediaan sanitasi air bersih
• Jaminan kesehatan pemerintah dan PKH
• Kelas parenting bagi orang tua
• Pendaftaran anak usia 2–6 tahun ke PAUD
• Pekarangan pangan lestari serta layanan ibu nifas
Fuad menegaskan bahwa penanganan stunting tidak dapat berjalan efektif tanpa kerja sama berbagai pihak.
“Kita mengajak Dinas Kesehatan, BKKBN, Kejaksaan, dan instansi terkait lainnya untuk memperkuat kerja sama. Sinergi ini penting untuk memantau kondisi ibu hamil dan balita yang merupakan kelompok paling rentan,” jelasnya.
Data menunjukkan kasus terbanyak stunting terjadi pada anak usia 0–11 bulan, sehingga pencegahan sejak masa kehamilan menjadi sangat krusial.
Fuad menyebutkan sejumlah kegiatan prioritas yang dapat dilakukan pemerintah gampong dalam mendukung GENTING dan pencegahan stunting, di antaranya:
• Advokasi konvergensi pencegahan stunting
• Penguatan Rumah Desa Sehat
• Konseling gizi keluarga
• Peningkatan kapasitas dan insentif kader posyandu, KPM, dan pendidik PAUD
• Pembangunan sanitasi dan sarana air bersih
• Pencegahan perkawinan anak
• Penyediaan makanan sehat untuk ibu hamil dan balita
• Penguatan layanan kesehatan ibu dan anak
“Kami optimis gampong bisa menjadi garda terdepan penurunan stunting. Dengan GENTING dan kerja sama lintas sektor, kita pastikan generasi Aceh tumbuh sehat, kuat, dan bebas dari gizi buruk,” tutup Fuad.[Adv]
