Aceh Utara | Upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Aceh Utara terus mendapat perhatian serius melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program tersebut dinilai mampu meningkatkan kesadaran publik dan memperkuat kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung penanganan stunting di daerah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPM-PPKB) Aceh Utara, Fuad Mukhtar, S.Sos., M.S.M, melalui Kabid Dalduk, KB dan KS, Muhammad Azhar menyampaikan bahwa Genting merupakan program yang diinisiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI) sebagai langkah percepatan penurunan stunting.
Muhammad Azhar mengatakan, pemerintah desa diharapkan dapat mengalokasikan Dana Desa untuk mendukung kegiatan pencegahan stunting, termasuk penyediaan Program Makanan Tambahan (PMT).
“Alokasikan saja Dana Desa, baik untuk kegiatan seperti ini, maupun untuk kegiatan PMT. Walaupun anggaran kecil, namun penurunan angka stunting harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Azhar menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan pola hidup bersih serta sehat. Menurutnya, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini dan mencakup seluruh kelompok usia.
“Pencegahan dapat dilakukan pada semua kelompok umur, mulai dari remaja, calon pengantin, wanita usia subur, ibu hamil, ibu bersalin, hingga bayi dan balita,” ujarnya.
Program ini meliputi sosialisasi kesehatan, pemberian suplemen zat besi, peningkatan kapasitas tenaga pendamping, dan edukasi kesehatan bagi calon pengantin.
Ia menambahkan, pelaksanaan ini merupakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting melalui 8 aksi konvergensi, diawali dengan analisis situasi untuk mengidentifikasi peta sebaran dan tingkat prevalensi stunting.
Genting merupakan gerakan gotong royong masyarakat untuk membantu keluarga berisiko stunting melalui sistem orang tua asuh, yang berasal dari berbagai pihak, mulai dari individu, BUMN/BUMD, lembaga sosial, maupun komunitas.
Program ini fokus pada pemberian dukungan nutrisi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta bantuan non-nutrisi seperti perbaikan sanitasi, air bersih, dan rumah layak huni. Pelaksanaan dilakukan secara mandiri oleh mitra dan difasilitasi Penyuluh KB serta Kader BKKBN.
Adapun kelompok sasaran mencakup ibu hamil, ibu menyusui, baduta (0–23 bulan), dan balita (24–59 bulan).
Ia menyebutkan bahwa kasus stunting di Aceh masih cukup tinggi, tercatat berada di angka 28,6 persen, sehingga dibutuhkan dukungan semua pihak untuk menurunkannya.
“Karena jumlah anak stunting masih sangat banyak, kegiatan ini harus menjadi gerakan bersama,” tegasnya
Muhammad Azhar menegaskan bahwa program pencegahan stunting harus berjalan secara efektif, efisien, dan tepat sasaran melalui kolaborasi lintas sektor.
“Kita berharap Gerakan Orang Tua Asuh ini menjadi energi bersama untuk mewujudkan generasi Aceh yang sehat, cerdas, dan kuat,” pungkasnya.[Adv]
