Bink-vho, Grup Musik Diaspora Aceh Yang Banyak Mendapat Undangan Manggung di Luar Negeri

Bink-vho, Grup Musik Aceh yang kembali mendapat undangan Tampil di luar negeri, tanggal 29 Agustus akan tampil di Johor, Malaysia, bulan November 2025 diundang ke Belanda dan ada juga undangan dari Rusia.

Bink-vho terus berkarya. Walaupun tidak ada dukungan dari pemerintah, tapi mereka tetap bisa konser ke luar negeri untuk mewakili Acèh Indonesia, bulan ini kita gagal memenuhi undangan ke Perancis dan Philipina, karena terkendala dana.

Tahun-tahun lalu, Bink-vho konser di Australia dan Malaysia, dan awal bulan tahun depan akan kembali lagi tampil di Benua Kangguru, sebelum itu sejak 2012 sering manggung di Sidney, Melbourne Australia. Tahun 2017 dan 2019 keliling Western Austrlia. Dalam setiap penampilan Bink Vho selalu meramu dengan tari seudati, saman, atraksi debus dan alat musik traditional Aceh dengan para pelajar dan diaspora Aceh di Australia, juga berkolaborasi dengan Indonesia Community lainnya seperi Jawa, Sunda, Padang dan Batak serta Indonesia timur seperti NTB dalam mempromosikan budaya Indonesia. Saat Covid tidak ada sama sekali tidak ada job manggung, kami hanya latihan dan sesekali bertemu, kenang Zulfadli Kawom.

Foto Saat Nampil di Pert Australia

Bukan kami tidak mau tampil di daerah, masalah klasiknya adalah tidak jelas honournya (selalu tidak ada kontrak) alias dibawah tangan, daripada kami mengeluh dan kecewa, lebih baik menjaga hati. Berbeda sekali dengan Event Organizer di luar negeri, mereka tidak menunggu keringat kita kering.

Tema-tema lagu banyak diadaptasi dari cerita rakyat, mitos dan sejarah dan budaya Aceh.

“Biasanya kami melatih diaspora Indonesia belajar Tari Saman dan alat musik tradisi Aceh ke mereka” kata Zulfadli Kawom, salah seorang personil Bink Vho.

Pernah kami full show selama 3 bulan di Australia.

Berhubung personilnya banyak tinggal di luar negeri diantaranya Malaysia dan Australia, kadang kita latihannya online dengan teman-teman lain yang tinggal di Aceh.

Foto saat Penampilan di Elizabeth, South Australia

“Kebetulan semua personil Bink-vho bisa mengajar seni tradisi Aceh selain bisa.main musik mereka juga bisa menari. Pemerintah daerah tahu apa yang kami perbuat di luar negeri, tapi seperti menutup mata, seolah tak peduli, tapi tetap, kami jalan sendiri menembus batas, kami sudah komitmen mewakafkan diri untuk promosi seni dan budaya Aceh sekaligus untuk promo wisata Acèh di luar negeri,” kata Zulfadli Kawom, yang diwawancarai di sebuah kedai kopi di Banda Aceh.

Riwayat Terbentuknya Grup Musik Aceh Bink-vho

Bink-vho band didirikan pada pada tahun 1980-an di Pusong Lama, Kota Lhokseumawe, dibentuk oleh beberapa orang, yaitu vocalnya Taufik Zulfiadi (Didi), Azwar (Bugel), Gitarisnya Yudhi, Bassnya oleh Rizal (Wok), keyboard oleh Fadhil (almarhum), drum oleh Rijal (almarhum).

Pada 1980-an Bink-vho banyak merebut juara baik di Aceh dan sekitarnya.

Bink-vho sendiri diambil dari nama kepiting dan dalam hikayat Banta Amad.

Dalam hikayat itu dikisahkan, bahwasanya Bink-vho (penulisan umum Aceh yang disepakati: bieng pho), demi membuat kebaikan harus rela cacat seumur masa dihatam oleh gagang pancing Banta Amad.

Pada suatu ketika, Banta Amad lagi memancing di tepi muara, Kuala Dewa, Krueng Mane, Aceh Utara (Legenda Jugi Tapa, cerita rakyat Sawang-Krueng Mane).

Mengapa harus Bink-vho?

Setiap hari bink-vho kalau keluar dari sarangnya mencari makan selalu berbagi rizki. Ia selalu memanggil temannya untuk merapat. “Di sini ada makanan, mari kita nikmati bersama”.

Apabila ada bahaya yang mengancam mereka melarikan diri dan boleh masuk ke sarang manapun yang bisa cepat aman untuk mereka.

Itulah filosofinya Bink-vho, dan personil bink-vho pun sangat solid, yang memisahkan mereka adalah kematian, dua personil bink-vho mininggal lalu digantikan oleh junior bink-vho.

Generasi Bink-vho

Pada tahun 2005, bergabunglah Teuku Emi Syamsyumi menjadi vocalis Bink-vho yang baru juga Erwin personil generasi kedua.

Bink-vho mulai lagi naik panggung di beberapa daerah, namun kembali terhenti pada tahun 2008 karena Teuku Emi harus berhijrah ke Sydney Australia, setelah peristiwa ‘Film Angen Badeba’.

Pada tahun 2015, Bink-vho kembali berkiprah dan membuat album perdana yang diberi judul ‘Cut Nyak Dhien’.

Bink-vho juga lagi sibuk mempersiapkan album nasional pertama yang bertaju She Love Me, yang akan bekerjasama dengan Luncai Emas Malaysia, sebuah label di Malaysia.

Bink-Vho juga punya dua struktur band, yang satu untuk lagu-lagu nasional, satu lagi untuk lagu tradisi. Personilnya menyebar, karena ada kerja dan bisnis masing-masing, ada yang tinggal di Malaysia, semua tinggal di Lhokseumawe. kalau latihannya biasanya online, lalu dua atau tiga hari sebelum tampil, mereka akan menyewa studio di luar negeri misalnya Malaysia, Australia.

Ini dia personil Bink-vho Band sekarang.

Vocal: Teuku Emi Syamsyumi Vocal 1 dan Guitar 2, Zulfadli Kawom:Vocal 2 dan Rapai, Lead Gitar: Fadlul Sunni, Bass: Munzil, Rapa-i: Erwi. Genderang: Romi Pasla. Surune kale: Iqbal.

Karena musik Bink Vho, personilnya dari berbagai latar belakang dan suku di Aceh, hingga mempengaruhi karya mereka.

Khusus penampilan di Austin Stadium, Johor, Malaysia tanggal 28 Agustus ini, kita koloborasi dengan KanDe Band dan Sanggar Seni Cut Meutia.

“Diluar negeri kami dikira musisi dari Meditranian, malah disangka dari India, Pakistan, Libanon, Arab dan Yaman, mungkin indatu kita dari sana ya?” markas kami juga juga sering pindah, kadang di Lhokseumawe, kadang di Banda Aceh, kadang di Malaysia, kadang di Australia, tapi saat ini mabesnya tetap di Kota Lhoksukon, Aceh Utara, untuk managemennya, tutup Zulfadli Kawom sambil tertawa lebar.[]

alcapone

Leave a Comment

Populer Sepekan

1

2

3

4

5

Berita Sepekan