Search

14 Desember 2025

|

Adventorial

Menjaga Generasi dari Desa, Puluhan Keluarga Meurah Mulia Ikut Gerakan GENTING

Foto: Kabid Dalduk, KB dan KS, Muhammad Azhar

Aceh Utara | Upaya penurunan angka stunting di Aceh Utara memasuki fase yang semakin genting, menyusul digencarkannya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang menyasar keluarga berisiko di seluruh kecamatan. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPM-PPKB) Aceh Utara, Fuad Mukhtar, S.Sos., M.S.M., melalui Kabid Dalduk, KB dan KS, Muhammad Azhar menegaskan bahwa pendampingan terus diperkuat untuk memastikan intervensi berjalan efektif hingga ke tingkat desa.

Salah satu fokus rujukan program terdapat di Kecamatan Meurah Mulia, tempat DPM PP dan KB bersama IPeKB Aceh Utara melakukan pendampingan kepada 72 peserta dari enam desa, terdiri atas 36 ibu hamil dan 36. calon pengantin. Kegiatan berlangsung sejak September hingga Oktober 2025, dipimpin langsung oleh Ketua Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia (IPeKB) Aceh Utara, Marliah.

Peserta berasal dari Desa Reudeup, Paya Bili, Rangkileh, Teumpok Teungoh, Drien Puntong, dan Pulo Drien Beukah. Seluruh kegiatan melibatkan Penyuluh KB (PKB), Petugas Lapangan KB (PLKB), Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan edukasi gizi.

280 Desa Jalankan Program, Marliah menjelaskan bahwa Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) saat ini dijalankan di 280 desa, dengan 121 desa tersisa yang akan melanjutkan rangkaian kegiatan menuju penyelesaian target tahunan.

“Setiap desa telah menjalankan Program Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal. Kami memantau pelaksanaannya secara berkala, baik di tingkat kecamatan maupun desa,” ujar Marliah, Jumat (3/10/2025).

Ia menambahkan bahwa IPeKB menargetkan zero stunting, meskipun tantangan di lapangan tidak sederhana, terutama terkait kondisi ekonomi masyarakat yang masih terbatas serta kebutuhan dukungan anggaran di tingkat gampong.

Tantangan Ekonomi dan Minim Donasi. Salah satu hambatan utama adalah minimnya donasi serta keterbatasan anggaran desa untuk program PMT.

“Kami terkendala donasi karena jumlah sasaran mencapai ratusan. Namun program tetap berjalan, meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan,” jelas Marliah.

Nazar, menuturkan bahwa sebagian warga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan gizi harian akibat faktor ekonomi. Karena itu, edukasi pemanfaatan pangan lokal terus digalakkan.

“PMT tidak harus mahal. Yang penting seimbang gizinya, memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di dapur sendiri,” ujarnya.

Kolaborasi lintas sektor mulai dari bidan desa, PKB, PLKB, TPK, hingga pemerintah gampong terus diperkuat untuk memastikan layanan pendampingan menyentuh seluruh sasaran. Pemantauan kesehatan ibu hamil, edukasi gizi, hingga pendampingan calon pengantin dilakukan rutin dan berjenjang.

“Kita terus memonitor perkembangan setiap sasaran, dan berharap pemerintah desa memperkuat dukungan terhadap PMT Posyandu agar program ini berkelanjutan,” sambung Marliah.

Kabid DPMPPKB Aceh Utara, Moh Azhar, menutup dengan menegaskan bahwa Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) menjadi energi baru dalam percepatan penurunan stunting di Aceh Utara.

“GENTING memperluas keterlibatan masyarakat, pemerintah gampong, dan para dermawan agar anak-anak berisiko mendapatkan dukungan menyeluruh. Ini kerja mendesak demi masa depan generasi Aceh,” tegasnya.

Dengan penguatan Gerakan GENTING dan pendampingan berlapis di tingkat kecamatan hingga desa, Aceh Utara menargetkan percepatan penurunan stunting berjalan lebih terukur, merata, dan efektif di seluruh pelosok daerah.[Adv]