Aceh Utara | Jika Anda mencari destinasi yang menggugah hati dan menyentuh jiwa, Aceh Perkusi 2025 adalah jawabannya. 24 Juli 2025.
Digelar tepat di Kompleks Makam Sultan Malikussaleh, pendiri Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara, festival ini bukan sekadar perayaan seni ini adalah perjalanan spiritual dan budaya ke akar peradaban Islam di kawasan ini. 23–24 Agustus 2025
Samudera, Aceh Utara Terbuka untuk Umum
Festival Internasional di Titik Nol Sejarah Islam
Wakil Bupati Aceh Utara, Tarmizi “Payang”, menyebut festival ini sebagai momentum dunia untuk kembali menengok akar sejarah Islam dan budaya Melayu-Islam.
“Aceh Perkusi adalah undangan terbuka dari Samudera untuk dunia dari Sabang hingga Istanbul, mari bersatu dalam harmoni musik, sejarah, dan iman,” ujarnya penuh semangat.
Apa yang Bisa Dinikmati Wisatawan?
Rapai & Dentuman Spiritual
Getaran Rapai Pasee akan menyatu dengan musik etnik, sufi, dan kolaborasi seniman dari dalam dan luar negeri. Ini bukan konser ini zikir yang berdentum dalam irama!
Wisata Sejarah & Ziarah
Telusuri makam Sultan Malikussaleh, nikmati keheningan batu nisan bertulis Arab Kuno, jelajahi Museum Islam Samudera Pasai, dan resapi kesyahduan tanah suci awal Islam di Nusantara.
Pekan Raya UMKM & Produk Dayah
Cicipi kuliner Aceh, beli kerajinan khas, kopi Gayo, madu hutan, dan karya kreatif santri dayah. Dukung ekonomi lokal dan rasakan keramahan Aceh yang tulus.
Liburan Edukatif dan Inklusif
Cocok untuk keluarga, pelajar, komunitas budaya, dan wisatawan internasional. Festival ini mendidik, menyentuh, dan menyatukan.
Akses & Akomodasi
Bandara Malikussaleh (MLK) – 40 menit dari lokasi
Shuttle & rental mobil tersedia, Penginapan: Homestay lokal hingga hotel berbintang di Lhokseumawe
Pemandu wisata berbahasa Inggris, Arab, dan Melayu
Dunia Sedang Menuju ke Aceh!
Aceh bukan sekadar tempat. Aceh adalah pengalaman.
Di tengah dunia yang serba cepat, Aceh Perkusi 2025 mengajak Anda kembali ke akar musik, iman, sejarah, dan harmoni.
Datanglah sebagai wisatawan. Pulanglah sebagai bagian dari peradaban.[]