LHOKSUKON | Panitia Pengawasan Pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Aceh Utara mengajak para keuchik di 852 gampong mengawasi pelaksanaan Pilkada melalui pengawasan partisipatif dan menjaga netralitas selama Pilkada berlangsung.
Hal tersebut diungkapkan Misbahuddin, Kordiv Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi Panwaslih Aceh Utara pada acara sosialisasi yang dilaksanakan Kesbangpol Aceh Utara Kamis, (26/9).
Menurutnya, pengawasan partisipatif sangat penting untuk menjaga pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024 berjalan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan, apabila Geuchik mampu bersikap Netral selama pilkada berlangsung.
“Sangat penting pengawasan partisipatif dari bapak geuchik. Namun keuchik baru bisa melakukan pengawasan apabila geuchik netral,” katanya.
Selain itu, sikap netral kepala desa merupakan amanat dari UU Desa dan UU Pilkada, dalam ketentuan Pasal 29 UU No. 06 tahun 2014 Geuchik dilarang untuk mengikuti kampanye pemilihan kepala daerah, hal senada juga diatur dalam UU No. 06 tahun 2016 tentang Pilkada, geuchik dilarang untuk mengambil keputusan dan tindakan yang menguntungkan atau merugikan pasangan calon.
Dikata Misbahuddin jika Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah).
“Jelas dilarang Undang – Undang untuk geuchik yang bersikap tidak netral,” ujar Misbah yang akrab disapa Nek Bah.
Nek Bah menambahkan, agar keuchik dan aparatur gampong terus mengajak masyarakat untuk menolak Politik uang selama pilkada berlangsung, selain politik uang Nek Bah menekankan Aparatur Gampong benar-benar bersikap adil agar proses Pilkada berjalan aman dan damai.
“Ini sangat penting, kenapa pak geuchik harus netral dan adil agar sendi – sendi masyarakat di gampong tetap damai. Jangan sampai Pilkada yang harusnya damai dan tentram karena tidak netralnya pak geuchik merusak sendi – sendi masyarakat di gampong,” pungkas Misbah []